Sambas (Suara Landak) – Bupati Sambas Satono meresmikan Rumah Singgah Kapusin Santok di Desa Santaban, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Selasa (25/11/2025). Tempat singgah yang juga berfungsi sebagai rumah ibadah dan destinasi wisata ini menjadi simbol kolaborasi masyarakat lintas agama dalam mewujudkan ruang baru yang menghadirkan ketenangan bagi siapa pun yang berkunjung.
Bupati Sambas, Satono resmikan Rumah Singgah Kapusin Santok .SUARALANDAK/SK
Dalam sambutannya, Bupati Satono menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh masyarakat serta pihak yang telah bekerja keras membangun Rumah Singgah Kapusin Santok. Ia menekankan bahwa pembangunan tersebut dapat terwujud berkat sinergi kuat antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan para relawan.
“Di masa-masa efisiensi anggaran dasar ni, membangun itu susah. Apalagi tanpa sinergi dan kolaborasi dengan masyarakat. Maka saya berterima kasih kepada teman dan sahabat saya Suryadi dan Pastor Joni yang telah membangun bukan hanya sebatas tempat rumah singgah kapusin, bukan hanya tempat istirahat atau tempat ibadah, tapi bisa jadi tempat wisata juga,” ujarnya.
Satono berharap Rumah Singgah Kapusin Santok dapat menjadi ruang yang menghadirkan ketenangan dan kedamaian bagi masyarakat, tidak hanya bagi umat Katolik tetapi juga bagi pemeluk agama lainnya.
“Saya melihat walaupun ini umat Katolik, banyak juga umat agama lain yang tertarik dan singgah melihat suasana alam yang indah dan sejuk. Itu mudah-mudahan bisa membawa kedamaian hati kita semuanya,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi dalam proses pembangunan, sembari berharap setiap pengabdian tersebut mendapat balasan sebaik-baiknya.
Lebih lanjut, Satono menegaskan bahwa kolaborasi masyarakat merupakan faktor penting dalam mewujudkan pembangunan, terutama di tengah keterbatasan anggaran daerah.
“Saya berharap keberadaan Rumah Singgah Kapusin Santok dapat memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat Kabupaten Sambas,” pungkasnya.
Peresmian ini menandai hadirnya ruang baru yang memadukan nilai spiritual, sosial, dan wisata, sekaligus memperkuat kerukunan lintas agama di perbatasan Sambas.[SK]