![]() |
Akibat cuaca panas menyebabkan mengeringnya air sungai Landak. (Foto: Heri) |
Kali ini, masyarakat merasa gusar cuaca panas tidak seperti biasanya.
Akibat panas ini, menyebabkan air sungai Landak sangat dangkal. Warga bisa meyeberang tanpa menggunakan perahu atau motor air. Warga cukup berenang bahkan ada yang berjalan kaki menyeberanggi air sungai Landak.
Fenomena apa ini, warga masih bertanya-tanya. Berubahnya cuaca disebabkan apa, masih merab-raba tidak ada tahu. Namun akibat cuaca panas ini, ada perubahan besar kita raskan. Biasanya pukul 17.00 wib, panas matahari sudah berkuarang.
Tapi tidak kali ini, panas masih terasa kuat, bahkan jika memasuki pukul 18.00 alam sekitar masih terang benderang.
Sebaliknya, jika sebelum-sebelumnya pukul 05.00 wib alam kita sudah terang. Saat ini terbalik pada saat pukul tersebut masih gelap gulita.
Dari pengakuan warga, kebanyakan dan berkeyakinan cuaca panas masih lama di Kabupaten Landak. Mereka seolah-seolah kompak, dalam beberapa minggu kedepan hujan belum mau datang membasahi bumi Intan.
Bagi sebagian kita beranggapan musim panas ini sudah masuk musim kemarau. Jika memang itu terjadi, maka pantaslah bahwa Iklan kita saat ini sudah bergesar atau berubah. Pada hal jika kita mau jujur dibulan-bulan November, Desember, Januari, Februai dan Maret masuk masuk musin penghujan.
Mengutip prakiraan cuaca dari BMKG, Minggu (18/02/18), bahwa Kota Ngabang pada pagi hari cerah berawan, pada siang hari cerah berawan, pada malam hari cerah berawan, pada dini hari udara kabur, suhu ('C) 23-33 dan kelembaban (%) mencapai 60-95 %.
Melihat hasil ini, prakiaraan di Kota Ngabang bahkan kota kecamatan lainya tidak ada peluang untuk hujan. Namun sebagai mahluk sempurna ciptaan Allah SWT. Kita hanya bisa berdoa agar turun hujan. Semoga..
Penulis: Heri Irawan