Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Pelite Kayong Utara Mandiri yang berlokasi di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, resmi mulai beroperasi. Kehadiran SALUT ini menjadi langkah strategis dalam memperluas dan mendekatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat setempat.
Peresmian operasional SALUT ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Universitas Terbuka (UT) Pontianak Kalimantan Barat, Romi Siswanto, dan Kepala SALUT Pelite Kayong Utara Mandiri, Siti Fatimah. Kegiatan tersebut berlangsung di kantor SALUT Pelite Kayong Utara Mandiri, Jalan Bhayangkara, Sukadana.
Dengan beroperasinya SALUT Pelite Kayong Utara Mandiri, masyarakat Kayong Utara kini dapat mengakses berbagai layanan Universitas Terbuka secara lebih dekat, mulai dari layanan akademik, administrasi, hingga pendampingan perkuliahan jarak jauh, tanpa harus keluar daerah.
Direktur UT Pontianak, Romi Siswanto, menegaskan bahwa Universitas Terbuka merupakan perguruan tinggi negeri berakreditasi A dan telah berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Status tersebut, kata dia, menempatkan UT sejajar dengan sejumlah perguruan tinggi besar di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Brawijaya.
Romi menjelaskan, UT menawarkan beragam program studi dengan biaya pendidikan yang relatif terjangkau, khususnya bagi mahasiswa yang memanfaatkan layanan SALUT. Skema ini dinilai menjadi solusi konkret bagi masyarakat daerah yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya besar.
“Kalau ikut SALUT, biaya pendampingan sekitar Rp2,2 juta. Bandingkan dengan kuliah di kota, harus membayar kos, biaya hidup, dan jauh dari orang tua. UT memberikan solusi agar masyarakat bisa kuliah dengan biaya lebih hemat namun tetap berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SALUT Pelite Kayong Utara Mandiri, Siti Fatimah, menyampaikan bahwa kondisi geografis Kabupaten Kayong Utara kerap menjadi kendala bagi generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu, kehadiran SALUT dinilai sebagai terobosan penting dalam membuka ruang pendidikan yang lebih inklusif.
“Kayong Utara memiliki keterbatasan aksesibilitas. SALUT hadir sebagai solusi melalui pembelajaran jarak jauh yang fleksibel. UT memberikan kesempatan bagi masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah dengan mobilitas terbatas, untuk tetap dapat melanjutkan pendidikan tinggi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sistem pendidikan Universitas Terbuka memungkinkan pelajar maupun pekerja untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau tanggung jawab keluarga.
“Melalui program-program UT, mereka dapat meningkatkan kualifikasi tanpa harus meninggalkan tugas dan tanggung jawab, sementara masyarakat luas memperoleh kesempatan mengakses pendidikan tinggi yang terbuka bagi siapa pun,” tutupnya.
Sebagai informasi, pendaftaran mahasiswa Universitas Terbuka saat ini telah dibuka melalui dua jalur, yakni jalur SMA/sederajat yang dibuka hingga 26 Januari 2026, serta jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang dibuka hingga 15 Desember 2025.[SK]
