Menurut Susanto, kondisi tersebut menjadi alasan LDII Kalbar mengadakan pengajian khusus pasutri sebagai upaya memperkuat ketahanan keluarga.
“Trend perceraian di Kalimantan Barat mengalami peningkatan. Hal ini yang melandasi LDII Kalbar menggelar pengajian Pasangan Suami Istri (Pasutri),” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa keluarga merupakan pilar utama dalam membangun masyarakat yang berkualitas dan harmonis. Karena itu, hubungan yang sehat antara suami dan istri menjadi fondasi penting.
“Ketahanan keluarga dimulai dari suami-istri yang saling memahami. Pengajian pasutri ini menjadi ruang belajar bersama agar pasangan mampu menjaga cinta, memperkuat komitmen, dan menghindari perceraian yang sesungguhnya bisa dicegah,” jelasnya.
Susanto menilai, sebagian perceraian terjadi akibat persoalan sepele seperti pola komunikasi yang tidak sehat, tekanan ekonomi, hingga penggunaan gadget yang tidak bijak. Masalah-masalah kecil yang dibiarkan menumpuk, katanya, dapat berujung pada konflik besar.
“Setiap keluarga ketika punya masalah harus segera diselesaikan, jangan sampai menumpuk. Maka melalui pengajian pasutri, LDII mendorong pasangan untuk membangun budaya dialog, saling menghormati, dan bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga,” tegasnya.
Secara kelembagaan, LDII juga telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Keluarga Bahagia sebagai wadah pembinaan keluarga secara berkelanjutan.
“Kami sudah membentuk Pokja Keluarga Bahagia yang berperan memberikan edukasi pranikah, pembinaan pasangan suami istri, pola pengasuhan anak, hingga penguatan karakter keluarga. Termasuk menyediakan sarana konsultasi ketika ada problem hubungan keluarga,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Pokja Keluarga Bahagia, Ustadz Ismail Unggul Karya, menyampaikan bahwa Pengajian Pasutri bertajuk “Rumahku, Surgaku” tersebut diikuti oleh sekitar 50 pasangan dengan usia pernikahan 1–10 tahun.
“Karena keterbatasan ruangan, pengajian Pasutri diikuti tidak kurang dari 50 pasutri. Ke depan, karena permintaan banyak, kegiatan ini kemungkinan akan dilaksanakan di outdoor agar pesertanya bisa lebih banyak,” ujarnya.
Ismail menjelaskan bahwa pengajian pasutri merupakan agenda rutin LDII Kalbar, namun format kegiatan akan terus dikembangkan agar lebih menarik dan menyentuh kebutuhan keluarga modern.
Adapun materi yang diberikan meliputi penguatan pemahaman ajaran agama sebagai pondasi spiritual, pola komunikasi yang efektif dalam keluarga, hingga manajemen risiko dan keuangan rumah tangga.
Melalui kegiatan ini, LDII Kalbar berharap semakin banyak pasangan suami istri yang memiliki ketahanan mental, spiritual, dan emosional dalam membangun keluarga yang harmonis dan bahagia.[SK]