|

Streaming Radio Suara Landak

Kasus DBD Tertinggi di Kalbar, Singkawang Catat 236 Kasus dan Satu Korban Meninggal Sepanjang 2025

Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Achmad Hardin.SUARALANDAK/SK
Singkawang (Suara Landak) – Kota Singkawang mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di Kalimantan Barat sepanjang tahun 2025. Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota Singkawang, Achmad Hardin, mengungkapkan bahwa hingga akhir November tercatat 236 kasus, dengan satu di antaranya meninggal dunia.

Hingga akhir November, Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang melaporkan sebanyak 236 kasus, dengan satu di antaranya meninggal dunia,” ujarnya di Singkawang, Minggu.

Achmad menjelaskan, lonjakan kasus mulai terlihat sejak Oktober dan membuat Singkawang berada pada peringkat pertama kasus DBD tertinggi dibanding kabupaten/kota lainnya di Kalbar. Perubahan cuaca dari musim panas ke musim hujan turut mempengaruhi peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti, disertai faktor lingkungan yang masih kurang bersih.

Menurutnya, Pemkot Singkawang telah mengambil sejumlah langkah pemberantasan sarang nyamuk (PSN), termasuk inspeksi jentik berkala melalui puskesmas. Namun ia menegaskan bahwa upaya pemerintah tidak akan cukup tanpa peran serta masyarakat.

DBD ini sulit dihentikan jika tidak disertai kepedulian masyarakat. Kuncinya adalah menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk di tempat penampungan air,” jelasnya.

Achmad juga menyoroti kesalahpahaman publik yang mengandalkan fogging sebagai solusi utama. Padahal, fogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa yang usia hidupnya berkisar 10 hari, sementara telur nyamuk dapat bertahan berbulan-bulan.

Yang harus dibasmi adalah telurnya. Telur nyamuk bisa bertahan berbulan-bulan di tempat air. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa,” tegasnya.

Jika fogging harus dilakukan, ia mengingatkan bahwa penyemprotan wajib dilakukan serentak dalam radius 100 meter agar tidak menjadi tempat pelarian nyamuk.

Lebih lanjut, Achmad meminta perhatian khusus bagi lingkungan sekolah karena banyak pasien DBD merupakan siswa. Nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit pada siang hari, bertepatan dengan aktivitas belajar.

Sekolah harus menjadi perhatian. Pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan di sekolah juga,” katanya.

Ia mengajak masyarakat memperkuat gerakan gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk agar kasus DBD di Singkawang dapat segera ditekan.[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini