|

Streaming Radio Suara Landak

DPPPA Kalbar: Perempuan dan Anak Rentan Jadi Korban TPPO, Sosialisasi Masif Akan Digencarkan

 

Kepala DPPPA Provinsi Kalbar, Herkulana Mekaryani saat menjelaskan terkait TPPO.SUARALANDAK/SK
Pontianak (Suara Landak) – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Kalimantan Barat, Herkulana Mekaryani, mengungkapkan bahwa perempuan dan anak merupakan kelompok paling rentan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Menurutnya, keterbatasan informasi dan tekanan ekonomi menjadi dua faktor utama yang membuat mereka mudah dijadikan target oleh para pelaku perdagangan manusia. Ia menekankan pentingnya langkah pencegahan sebelum angka kasus TPPO terus meningkat di Kalbar.

“Memang saat ini belum banyak kasus TPPO yang berasal dari Kalbar, namun jika tidak dilakukan upaya pencegahan secara serius, dikhawatirkan ke depan akan meningkat,” kata Herkulana saat ditemui pada Kamis (3/7/2025).

Sebagai bentuk komitmen, DPPPA Kalbar tahun ini telah menjalankan program sosialisasi bahaya bekerja ke luar negeri tanpa prosedur yang benar. Sosialisasi tersebut dirancang dilakukan secara masif hingga ke tingkat RT, dengan harapan menjangkau masyarakat di akar rumput.

Lebih lanjut, Herkulana menjelaskan bahwa meski mayoritas korban TPPO adalah perempuan dan anak, namun tidak sedikit juga laki-laki dewasa yang terjerat kasus serupa. Bahkan, katanya, korban TPPO tidak hanya berasal dari Kalbar, tetapi juga dari luar daerah.

“Hari ini saja, kami akan memulangkan salah satu korban TPPO yang bekerja secara ilegal di Tiongkok. Ini menjadi bukti bahwa kasus TPPO masih terus terjadi dan menyasar siapa saja, termasuk laki-laki,” ungkapnya.

Herkulana juga menyoroti bahwa TPPO tidak hanya terjadi lintas negara, namun juga dalam lingkup domestik. Ia mencontohkan salah satu kasus yang pernah ditangani pihaknya, di mana seorang warga Kota Singkawang dijanjikan pekerjaan di Yogyakarta, namun setibanya di lokasi justru menjadi korban penipuan.

“Perdagangan orang juga terjadi dalam negeri. Kami pernah menangani kasus korban dari Singkawang yang dijanjikan pekerjaan di Yogyakarta, tapi ternyata malah ditipu. Untungnya, korban sudah kami pulangkan dalam kondisi selamat,” jelasnya.

Melihat fakta tersebut, DPPPA Kalbar berkomitmen untuk terus memperkuat edukasi kepada masyarakat. Sosialisasi berskala besar tentang bahaya dan modus TPPO akan terus digencarkan, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat mulai dari tokoh masyarakat, RT, hingga sekolah.

“Mayoritas korban TPPO ini berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah dan minim informasi. Oleh karena itu, langkah preventif yang paling efektif adalah memberikan edukasi secara langsung dan berkelanjutan,” tegas Herkulana.

Ia berharap upaya ini dapat menekan angka TPPO di Kalbar dan membangun kesadaran kolektif masyarakat agar lebih waspada terhadap iming-iming kerja di luar daerah atau luar negeri tanpa prosedur yang jelas.[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini