![]() |
Warga yang terdampak banjir di Kabupaten Landak.SUARALANDAK/SK |
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak pada 25 Januari 2025, bencana banjir melanda 9 kecamatan, dengan total 8.606 KK atau sekitar 36.030 jiwa terdampak. Kecamatan yang terkena dampak meliputi Sengah Temila, Meranti, Menyuke, Mempawah Hulu, Ngabang, Kuala Behe, Menjalin, Air Besar, dan Sebangki. Banjir ini menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan menghambat aktivitas warga.
Sejak diberlakukannya status tanggap darurat bencana pada 22 Januari hingga 22 Februari 2025, Pemerintah Kabupaten Landak telah melakukan berbagai upaya penanggulangan. Ini termasuk pembentukan pos komando pengungsi di Kantor Camat Ngabang dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, TNI/Polri, serta organisasi-organisasi relawan.
"Pemerintah bekerja sama dengan banyak pihak untuk memastikan penanganan bencana berjalan efektif, termasuk dengan melakukan pendataan terdampak bencana dan evakuasi warga di daerah yang terparah," ujar Kepala BPBD Kabupaten Landak.
Saat ini, beberapa wilayah sudah mulai surut, termasuk Kecamatan Mempawah Hulu, Menjalin, Meranti, Air Besar, dan Kuala Behe. Namun, beberapa kecamatan lainnya, terutama di Ngabang dan Sebangki, mengalami peningkatan debit air yang cukup signifikan, seperti di Desa Sungai Keli, Desa Munggu, dan Desa Sebirang, yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.
Pemerintah setempat dan tim relawan masih memerlukan bantuan berupa pangan dan sandang, termasuk beras, sembako, mie instan, makanan siap saji, dan selimut. Selain itu, perahu evakuasi dan peralatan keselamatan seperti senter, lampu darurat, dan pelampung sangat dibutuhkan untuk mendukung proses evakuasi dan penyelamatan.
Masyarakat di Kabupaten Landak berharap bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dapat segera dikirimkan untuk meringankan beban mereka di tengah bencana yang masih berlangsung.[SK]