|

Streaming Radio Suara Landak

Korban Perjodohan WNA Tiongkok Ceritakan Kekerasan yang Diterima ke Bupati Landak

meri saat menceritakan pengalaman ke bupati Landak

Ngabang (Suara Landak) - Meri Andani korban yang dinikahkan dan dianiaya oleh warga negara asing asal Tiongkok ceritkan pengalamannya ke Bupati Landak, Rabu (15/05/2019).

Meri Andini yang berasal dari Desa Tubang Raeng, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak itu menceritakan pengalaman pahitnya selama berada di negeri tirai bambu tersebut di hadapan Bupati Landak, Sekda Landak, Kejari Ngabang, seluruh Camat dan Kades se Kabupaten Landak serta didampingi organisasi DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Mempawah.

Meri mengaku dirinnya dijodohkan oleh mak mak comblang yang juga adalah keluarganya sendiri, selain itu ada agen yang berasal dari Singkawang.

"Keluarga saya diiming imingi uang mahar sebesar 20 juta, selain itu Bapak saya juga diajak ikut bersama saya untuk mengantar sampai ke Tiongkok dan diberi pelayanan baik," ungkapnya.



Agen mendapatkan 5 juta dari mahar tadi dan yang diterim oleh pihak keluarga Meri hanya 15 juta. Meri menjelasakan sebelum berangkat ke Tiongkok pihak agen telah menyiapkan dokumen dokumen bahkan surat pernyataan bahwa dirinya akan diperlakukan baik sebagia mana mestinya seorang istri.

 "Setelah Bapak saya pulang barula saya diberikan perlakuan yang tidak enak seperti kekerasan fisik dan pelecehan seksual oleh mertua saya," lanjut Meri.

Selama disana saya dipekerjakan di pabrik sebuah pabrik namun uang gaji saya suami yang orang Tiongkok yang ambil.

Karena tak sanggup Meri pun memutuskan kabur dan melapor ke pihak kepolisian Tiongkok.

"Saya pun menetap sementara di Kantor Kepolisian Tiongkok namun disana juga dilakukan dengan tidak baik, akhirnya saya membuat status di facebook yang jadi viral," terangnya.

Akhirnya status Meri direspon oleh Serikat Buruh Migran Indonesia Mempawah, dan mengurus kepulangan Meri ke Indonesia.

Ketua DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Mempawah Mahadir yang mendampingi Meri mengimbau agar pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Desa harus bisa memantau pergerakan mak comblang tersebut di daerah masing masing.

"Jangan sampai ada lagi korban seperi Meri, kami juga berikan apresiasi keberanian Meri yang telah menceritakan pengalamannya, semoga ini jadi pelajaran untuk kita semua," pungkasnya.

Penulis : Tullahwi
Editor : Rie
Disiarkan di Radio Suara Landak 98 FM
Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini