|

Streaming Radio Suara Landak

Dari Medan Konflik ke Medan Pengabdian: Kisah Agus, Prajurit Kalbar Penjaga Perdamaian Dunia

Agus Nurdiansyah, Venteran Perdamaian Asal Pontianak saat diwawancarai usai upacara peringatan hari Pahlawan Nasional di Kantor Gubernur Kalbar pada Senin (11/10/2025).SUARALANDAK/SK
Pontianak (Suara Landak) – Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025, kisah perjuangan tidak hanya lahir dari medan perang kemerdekaan, tetapi juga dari medan perdamaian dunia. Salah satu putra terbaik Kalimantan Barat, Agus, menorehkan jejak pengabdian sebagai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah.

Pada tahun 2001, Agus bergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dan ditempatkan di Nakura, sebuah kota kecil di perbatasan antara Israel dan Lebanon. Dalam misi tersebut, ia bersama rekan-rekannya bertugas menjaga stabilitas keamanan di wilayah yang kerap dilanda konflik bersenjata.

“Kami ditugaskan sebagai peacekeeper di sana. Tugas-tugas perdamaian ini berasal dari markas besar UNIFIL, salah satu misi PBB di wilayah Timur Tengah antara Israel dan Lebanon,” ujar Agus mengenang.

Selama dua tahun bertugas, Agus hidup dalam ancaman bahaya yang terus mengintai. Ledakan bom, serangan mortir, hingga tembakan sniper menjadi bagian dari keseharian yang harus dihadapi dengan keteguhan hati.

“Tiap hari diwarnai ledakan, bidikan sniper. Banyak kawan-kawan yang gugur, ada yang kena ranjau, ada yang terguling kendaraan taktis. Mereka gugur sebagai pahlawan,” tuturnya haru.

Meski situasi penuh risiko, Agus tak pernah gentar. Baginya, tugas menjaga perdamaian bukan sekadar misi militer, melainkan juga pengabdian kemanusiaan dan diplomasi budaya Indonesia di kancah dunia.

“Kami selalu membawa budaya budi pekerti. Sopan santun, saling menghargai sesama manusia. Itu membuat kami diterima baik di sana. Mereka ramah karena melihat kita datang dengan niat baik,” jelasnya.

Sebagai prajurit muda kala itu, semangat petualangan dan keteguhan iman menjadi pegangan Agus dalam setiap langkahnya.

“Saya memang suka berpetualang. Sebagai seorang muslim, ya tawakal saja. Namanya juga berbuat baik, kalau niatnya baik ya jangan takut,” katanya.

Kini, setelah kembali ke tanah air, Agus mengabdikan diri sebagai Kepala Biro Bantuan Hukum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalimantan Barat. Ia aktif membina generasi muda agar terus menumbuhkan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air.

“Para pembela dan senior kita satu per satu berpulang. Kalau tidak ada kami, siapa lagi yang meneruskan jiwa perjuangan ini? Semangat nasionalisme ’45 itu penting untuk selalu mengingatkan kita pada semangat kebangsaan,” pungkasnya.

Semangat Agus menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak selalu diwarnai dentuman senjata, tetapi juga tekad menjaga perdamaian dan martabat bangsa di mata dunia.[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini