Pontianak (Suara Landak) – Kota Pontianak tengah menghadapi situasi darurat akibat maraknya permainan layangan dengan tali gelasan, yang dikenal sangat tajam dan membahayakan. Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah warga, terutama pengendara sepeda motor, mengalami luka serius di bagian leher, tangan, hingga telinga akibat terjerat benang gelasan saat melintas di jalan.Anggota Satpol PP Kota Pontianak bersama TNI-Polri yang sedang mengamankan beberapa pemain layangan.SUARALANDAK/SK
Merespons hal tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak bersama jajaran TNI dan Polri meningkatkan patroli gabungan di sejumlah wilayah yang sering dijadikan tempat bermain layangan, terutama di kawasan padat penduduk.
Kepala Satpol PP Kota Pontianak, Ahmad Sudiyantoro, menegaskan bahwa pihaknya telah lama melakukan patroli penertiban, namun masih banyak warga yang bermain layangan tanpa memperhatikan keselamatan orang lain.
“Sudah sejak lama kami gencarkan patroli layangan ini. Sayangnya, masih banyak yang tidak peduli dengan dampaknya, khususnya bagi pengendara roda dua,” ujar Ahmad Sudiyantoro, Minggu (25/05/2025) sore.
Ahmad menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk camat, lurah, hingga tokoh masyarakat, dalam mengedukasi warga agar menghentikan aktivitas bermain layangan di area berisiko tinggi.
“Tentu kami tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus memberikan imbauan akan bahaya layangan gelasan,” katanya.
Di tempat terpisah, Anggota DPRD Kota Pontianak Muhammad Iqbal Muthahar turut menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Ia mengimbau agar masyarakat tidak lagi bermain layangan di kawasan pemukiman padat maupun dekat jalur lalu lintas.
“Kegiatan bermain layangan dengan gelasan ini sudah banyak menimbulkan korban. Keselamatan masyarakat harus jadi prioritas,” tegasnya.
Iqbal juga mengajak para orang tua dan generasi muda untuk lebih sadar akan risiko yang ditimbulkan oleh permainan ini. Ia berharap, budaya bermain layangan bisa dialihkan ke bentuk yang lebih aman dan tidak membahayakan orang lain.
“Sudah cukup banyak korban. Mari kita hentikan kebiasaan ini. Ajak anak-anak bermain yang lebih positif, yang tidak mengancam keselamatan pengguna jalan,” tutupnya.[SK]