|

Streaming Radio Suara Landak

BKSDA Singkawang Lepasliarkan Satwa Langka di Hutan Lindung Landak

Pelepasliaran satwa langka yang dilindungi di kawasan Penyangga Hutan Lindung Riam Ansiang Sekuju Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Kalbar, Selasa (29/4/2025).SUARALANDAK/SK
Landak (Suara Landak) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi III Singkawang bersama jajaran Kepolisian melakukan aksi nyata pelestarian lingkungan dengan melepasliarkan sejumlah satwa langka dan dilindungi di kawasan Penyangga Hutan Lindung Riam Ansiang Sekuju, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Selasa (29/4/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen terhadap konservasi satwa endemik Kalimantan, sekaligus implementasi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 sebagai perubahan dari UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Satwa yang dilepasliarkan terdiri dari: Delapan ekor Kadal Borneo (Lanthanotus borneensis), Lima ekor Kura-kura (Tortoises), Satu ekor Labi-labi atau Bulus (Freshwater turtle)

Satwa tersebut sebelumnya merupakan hasil sitaan Polresta Pontianak dari penangkapan di Pelabuhan Dwikora serta hasil penyerahan sukarela dari masyarakat di Kelurahan Parit Mayor, Kecamatan Pontianak Timur.

Kepala Seksi III BKSDA Singkawang menjelaskan bahwa seluruh satwa telah melalui proses rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat, dan dinyatakan layak untuk dikembalikan ke alam.

Kapolsek Air Besar, IPTU Mohammad Ibrahim Malik, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan pentingnya menjaga ekosistem Kalbar dari ancaman kepunahan.

“Satwa seperti Kadal Borneo memiliki nilai ekologis tinggi. Mereka sangat unik, langka, dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam. Ini menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan,” jelasnya.

Lebih lanjut, IPTU Malik mengungkapkan bahwa perdagangan ilegal satwa endemik Kalimantan, termasuk Kadal Borneo, telah terjadi di beberapa kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Pontianak. Mayoritas perdagangan ini bermuara di pasar gelap internasional.[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini