Sambas (Suara Landak) – Hingga hari ke-22 sejak banjir melanda Kabupaten Sambas, empat desa masih terdampak banjir dengan ketinggian air yang bervariasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas mencatat bahwa dari total 47 desa yang sempat terendam, kini hanya tersisa empat desa yang masih tergenang.Kondisi banjir di Desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Rabu (12/2/2025).SUARALANDAK/SK
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sambas, Nisa Azwarita, mengungkapkan bahwa situasi di lapangan masih membutuhkan perhatian serius.
“Memasuki hari ke-22 sejak banjir melanda Kabupaten Sambas, masih ada empat desa terdampak banjir. Sebelumnya, total ada 47 desa yang terendam,” ujar Nisa, Kamis (13/2/2025).
Berikut adalah desa-desa yang masih mengalami banjir beserta ketinggian airnya: Desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung – 1 meter (sebelumnya mencapai 3,2 meter). Desa Semanga, Kecamatan Sejangkung – 1 meter. Desa Perigi Limus, Kecamatan Sejangkung – 50 cm. Desa Sapak, Kecamatan Subah – 80 cm.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas telah mengambil langkah cepat dengan memperpanjang masa tanggap darurat hingga 20 Februari 2025, sebagaimana tertuang dalam SK Bupati Sambas No.27/BPBD/2025.
Untuk membantu warga terdampak, Pemkab Sambas telah menyalurkan: 24 ton cadangan beras dari Pemkab Sambas, 50 ton cadangan beras dari Pemprov Kalbar, Dana Siap Pakai (DSP) Rp150 juta dari BNPB, Satu perahu karet kapasitas 10 orang & mesin 40 HP, 150 paket sembako, 150 lembar selimut, 150 makanan siap saji, Satu unit pompa alkon
Total bantuan telah menjangkau 11.638 KK atau 41.437 jiwa, sementara 5.899 KK atau 20.257 jiwa masih menunggu bantuan.
Berbeda dengan daerah lain di Kalimantan Barat yang banjirnya sudah surut, banjir di Sambas masih bertahan. Nisa Azwarita menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kondisi ini: Air pasang dan banjir kiriman dari Kabupaten Bengkayang. Sungai yang tidak dinormalisasi selama puluhan tahun. Tiga sungai utama (Sungai Satai, Sungai Senyurai, dan Sungai Sepandak) yang mengalami pendangkalan.
Menurutnya, normalisasi ketiga sungai tersebut membutuhkan anggaran yang sangat besar, sehingga perlu dukungan dari berbagai pihak.
“Kami berharap ada perhatian lebih terhadap upaya normalisasi sungai agar banjir ini tidak terus berulang setiap tahun,” tegasnya.[SK]