Kepala Desa Suka Baru, A. Rahman, menjelaskan bahwa insiden ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Korban yang sedang bermain di dalam rumah tiba-tiba keluar tanpa sepengetahuan abangnya.
“Korban sempat hilang sekitar 15 menit. Abangnya tidak menyadari bahwa adiknya keluar dan berjalan menuju teras,” kata Rahman kepada Suara Kalbar.
Air laut yang sedang pasang telah menggenangi Dusun Melate selama tiga hari terakhir. Ketinggian air di beberapa lokasi bahkan mencapai satu meter, termasuk kolong rumah korban.
“Warga menemukan korban di bawah kolong rumah yang terendam air, namun sayangnya korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa,” tambahnya.
Jenazah korban segera dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Fatima untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Koordinator Pos SAR Ketapang, Ayub, menyatakan bahwa banjir rob yang melanda Desa Suka Baru dan sekitarnya menjadi perhatian serius. Fenomena ini tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga menghadirkan risiko tinggi bagi anak-anak yang bermain di sekitar rumah tanpa pengawasan.
“Kolong rumah yang tergenang air menjadi bahaya tersendiri. Kami menghimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama dalam mengawasi anak-anak saat banjir rob terjadi,” ujar Ayub.
Ayub juga mengingatkan warga untuk selalu berhati-hati terhadap fenomena alam seperti banjir rob, yang dapat terjadi sewaktu-waktu akibat pasang air laut.
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap anak-anak, terutama di daerah rawan banjir. Kejadian seperti ini bisa dicegah dengan langkah-langkah antisipatif, seperti membuat penghalang di area berisiko dan memastikan anak-anak tidak bermain tanpa pengawasan.
Musibah ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi peringatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena alam yang dapat mengancam keselamatan jiwa.[SK]