Donny, seorang distributor pelumas kendaraan bermotor di Jalan Dr. Soetomo, Pontianak, menjelaskan bahwa ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk memastikan keaslian oli. “Perbedaan antara oli asli dan palsu sangat jelas, terutama bagi orang bengkel yang sudah berpengalaman. Oli asli biasanya dilengkapi segel dan barcode yang bisa discan untuk cek keaslian,” kata Donny. Ia menegaskan bahwa produk yang dijualnya hanya oli asli, tanpa campuran atau produk oplosan.
Sementara itu, Heri, seorang mekanik mobil di Pontianak, mengungkapkan bahwa tempat kerjanya sangat selektif dalam memilih pelumas yang dijual kepada konsumen. Ia memastikan bahwa konsumen dapat mengecek keaslian produk yang dibeli dengan melihat segel dan barcode pada kemasan. “Barcode di botol oli bisa discan, tinggal buka di Google, maka kualitas dan keaslian olinya bisa diketahui,” jelasnya.
Heri menambahkan bahwa oli asli memiliki perbedaan tekstur dibanding oli palsu; oli asli cenderung lebih kental, sedangkan oli palsu terasa lebih encer. “Distributor resmi biasanya juga memiliki identitas yang jelas, seperti ID card, nama perusahaan, dan alamat. Ini juga yang harus dicek konsumen agar yakin membeli dari sumber terpercaya,” katanya.
Menurutnya, membedakan oli asli dan palsu mungkin tidak mudah bagi konsumen umum karena warna oli yang hampir mirip, berwarna kuning. Oleh karena itu, Heri menyarankan masyarakat untuk membeli oli hanya di bengkel resmi atau langganan yang sudah terpercaya.
Ia juga menjelaskan risiko yang bisa muncul akibat penggunaan oli palsu, seperti mesin yang cepat panas, suara mesin kasar, dan penurunan umur kendaraan secara signifikan. “Oli palsu bisa merusak bagian piston dan membuat mesin cepat panas. Hal ini akan memperpendek usia kendaraan,” pungkasnya.
Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat semakin waspada dalam memilih oli yang berkualitas demi keamanan dan kenyamanan kendaraan. [SK]