SALATIGA - Di usia yang sudah renta dan hidup sebatang kara membuat mbah Mi'ah tidak gentar menghadapi nasib. Betapa tidak, untuk menghidupi dirinya nenek berusia 85 tahun ini hanya mengandalkan keterampilan yang dimiliki sejak kecil, yakni membuat anyaman bambu. Di rumah petak warisan suaminya di Dusun Jaten Desa Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang itulah setiap hari perempuan tua ini menjalankan profesi tersebut.
Dengan bermodalkan bambu yang dibelinya seharga Rp 7.500 per batang hingga saat ini mbah Mi`ah menghabiskan waktunya dengan membuat saringan bambu dan bakul nasi. Perempuan yang hidup menjanda sejak 1970-an ini mengaku, terkadang uang hasil anyamannya tak menentu jumlahnya. Soalnya harga saringan buatannya tergantung penawaran yang ditetapkan oleh pedagang keliling.
Dia pun mengaku terkadang dirinya enggan menganyam karena saringan buatannya tidak laku seperti dulu.
"Namun saya tetap nyanyam karena kerajinan tersebut satu-satunya yang dapat saya andalkan untuk menyambung hidup,"ujarnya kepada Sertu Guntoro Satgas TMMD Reguler ke-102 Kodim 0714/Salatiga yang bersilahtuhromi kerumah mbah Mi'ah.
Menurut mbah Mi`ah yang asli Dusun Jaten ini, dengan memulai rutinitasnya seusai memasak dan baru berhenti bila hari menjelang malam.
Penulis: Rilis
Editor: Kundori