![]() |
Penumpang kapal kelotok rute Rasau Jaya – Teluk Batang ngeyel merokok meski sudah ada plang larangan merokok, Rabu (23/7/2025).SUARALANDAK/SK |
Akibat aksi tidak bertanggung jawab tersebut, seorang ibu yang menderita asma mengalami sesak napas karena paparan asap rokok. Penumpang lain juga merasa tidak nyaman, termasuk Aseanty Pahlevi (Levi), yang sempat menegur para perokok namun justru mendapat respons yang tidak sopan.
“Sudah saya tegur, tapi jawabannya seperti itu. Coba saja kalau yang menegur lelaki, pasti beda perlakuannya,” ujar Levi kepada Suara Kalbar, Kamis (24/7/2025).
Levi, yang saat itu sedang bertugas ke Kayong Utara, memilih menggunakan kapal klotok untuk bisa beristirahat sepanjang perjalanan malam. Namun, kenyamanan itu sirna begitu asap rokok menyelimuti kabin.
“Sudah jelas itu kawasan bebas asap rokok. Tapi mereka tetap merokok seenaknya. Tidak peduli sama penumpang lain,” tambahnya kesal.
Para perokok bahkan tidak hanya menghisap rokok, tapi juga bermain domino sambil mengobrol di tengah ruang penumpang, sambil terus menghembuskan asap tanpa peduli kondisi sekitar.
Ketika ditegur, salah satu dari mereka bahkan menyatakan dengan nada menantang:
“Siapa yang larang, suruh ke sini. Kita kan sama-sama bayar. Kalau mau enak, carter saja.”
Insiden paling memprihatinkan terjadi saat seorang ibu yang duduk tepat di belakang para perokok mengalami kambuhnya gejala asma. Beruntung, Levi yang prihatin segera mengajak sang ibu untuk berpindah ke tempat yang lebih aman dari paparan asap.
“Ibunya sampai sesak napas. Akhirnya saya suruh pindah tidur dekat saya. Kasihan banget,” tuturnya.
Levi mengaku sangat kecewa dengan lemahnya pengawasan di dalam kapal. Ia menilai pengelola hanya memasang papan larangan tanpa pengawalan serius terhadap aturan.
“Larangan merokok saja dilanggar, gimana kalau soal keselamatan? Pengelola dan pemerintah harus turun tangan,” tegasnya.
Ia mendesak agar pengawasan di kapal penumpang diperketat, dan jika perlu, sanksi tegas diberlakukan bagi pelanggar aturan yang membahayakan keselamatan maupun kenyamanan orang lain.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga ruang publik tetap sehat dan aman bagi semua kalangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.[SK]