|

Streaming Radio Suara Landak

Anak 9 Tahun yang Dilaporkan Hilang Ditemukan Meninggal di Sungai Kapuas

Proses evakuasi korban tenggelam di Sungai Kapuas, Sekadau.SUARALANDAK/SK
Sekadau (Suara Landak) – Warga Desa Belitang Satu, Kecamatan Belitang, Kabupaten Sekadau, dikejutkan dengan penemuan jenazah seorang anak laki-laki di aliran Sungai Kapuas pada Jumat (27/12/2024) sekitar pukul 07.00 WIB.

Korban, yang diketahui berusia 9 tahun dan berasal dari Desa Tempunak Kapuas, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 25 Desember 2024.

Kapolres Sekadau, AKBP I Nyoman Sudama, melalui Kapolsek Belitang, IPDA Fahrurrazi, mengungkapkan bahwa jenazah pertama kali ditemukan oleh warga setempat bernama Mulyadi dan Sahbudin. Keduanya sedang bersantai di teras rumah mereka yang berada di tepi Sungai Kapuas.

“Seorang warga bernama Ina awalnya melihat sesuatu yang menyerupai boneka hanyut di dekat jamban milik Sahbudin. Ketika Mulyadi mendekat, dia mencium bau busuk dan menyadari bahwa itu adalah mayat,” jelas IPDA Fahrurrazi.

Mulyadi langsung menggunakan perahu untuk menepikan jenazah ke pinggir sungai. Penemuan ini segera dilaporkan ke Polsek Belitang, yang kemudian menghubungi Polsek Tempunak untuk menyelidiki kemungkinan keterkaitan dengan laporan orang hilang di wilayah tersebut.

IPDA Fahrurrazi menjelaskan bahwa informasi awal dari Kepala Desa Belitang menyebutkan adanya laporan orang tenggelam di Desa Tempunak dua hari sebelumnya. Setelah koordinasi dengan Polsek Tempunak, dugaan tersebut diperkuat.

Pukul 09.30 WIB, keluarga korban bersama Basarnas Sintang tiba di lokasi untuk mengidentifikasi jenazah. Keluarga mengonfirmasi bahwa jenazah tersebut adalah anak yang hilang sejak 25 Desember 2024.

“Setelah pengecekan, keluarga memastikan jenazah adalah anak mereka yang sebelumnya dilaporkan tenggelam,” tambah IPDA Fahrurrazi.

Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

Kapolsek Belitang, IPDA Fahrurrazi, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam mengawasi anak-anak yang bermain di sekitar sungai.

“Saya meminta warga lebih berhati-hati, terutama pada musim penghujan seperti ini. Debit air yang meningkat dan arus sungai yang deras bisa sangat berbahaya,” katanya.

Peristiwa tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan ekstra, terutama bagi anak-anak yang sering bermain di dekat kawasan sungai. BPBD dan aparat desa setempat juga diimbau untuk meningkatkan upaya sosialisasi tentang keselamatan di wilayah rawan banjir dan sungai[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini