|

Streaming Radio Suara Landak

PBB Serukan Dunia Prioritaskan Pendidikan di Tengah Pandemi

Seorang siswa yang memakai masker mengikuti ujian Diploma of Secondary Education (DSE) di sebuah sekolah di Hong Kong, Jumat, 24 April 2020. (Foto: AP)
Suara Landak - Dilansir dari VOA, sebuah dana global (global fund) yang dibentuk untuk membantu anak-anak di masa krisis ini sebuah pendidikan, melaporkan lebih dari satu miliar orang muda tidak bersekolah sebagai akibat langsung dari pandemi.

Program Education Cannot Wait, yang diselenggarakan oleh UNICEF, memperingatkan, banyak anak-anak kemungkinan tidak bisa kembali bersekolah. Tetapi ada juga yang bisa asalkan dibantu.

Direktur Eksekutif dari Dana itu, Yasmin Sherif, mengatakan kepada VOA, program Education Cannot Wait ditujukan untuk membantu.

“Ini bukan lagi masalah bagaimana, karena kami sedang melakukannya. Ini berlangsung sementara kita bicara. Kami berusaha mengerahkan pendidikan dan itu kami lakukan dari sudut pandang sebuah krisis,” terangnya.

Sherif menjelaskan, dana global dibentuk khususnya untuk berfungsi di dalam sebuah krisis dan situasi darurat.

“Program Education Cannot Wait sebagai bagian dari dana ini, dirancang untuk menanggapi bencana, eskalasi konflik, dan malahan juga pandemi,” ujar Sherif.

Dana global ini dibentuk pada KTT Kemanusiaan Dunia di Istanbul pada 2016. Sejak itu 3,5 juta anak-anak yang terperangkap dalam konflik berhasil dibantu. Mereka hidup sebagai pengungsi, kehilangan tempat tinggal atau terkena bencana terkait iklim. Mereka yang tertolong adalah generasi muda di kawasan Sahel di Afrika Barat, sub sahara Afrika, Afghanistan, Bangladesh, dan Timur Tengah.

Sherif mengatakan, dana global kini beroperasi di 35 negara. Katanya, pandemi telah memaksa perubahan yang radikal dalam cara PBB dan NGO menyajikan pendidikan. Katanya, mereka harus menyesuaikan dengan kenyataan perlunya penjagaan jarak sosial.  Metode-metode baru diciptakan untuk menggantikan ketidak mampuan banyak siswa di negara berkembang mengakses pembelajaran jarak jauh selama berlangsungnya penutupan sekolah.

“Jadi kami menggunakan teknologi. Kami menggunakan radio. Kami menggunakan guru-guru. Kami menggunakan fasilitas sekolah untuk menanggapi kebersihan dan sanitasi, juga pemberian makanan, sehingga anak-anak tidak kehilangan kesempatan mendapat makanan sehari-hari yang sangat penting bagi mereka,” lanjut Sherif.

Sebelum pandemi, sekitar 75 juta anak-anak dan remaja di daerah yang dilanda krisis tidak bisa memperoleh pendidikan. Sherif mengatakan, angka itu semakin besar sejak terjadi pandemi Covid-19.

Kata Sherif, Education Cannot Wait sangat membutuhkan dana sebesar $ 310 juta untuk bisa membantu perempuan dan laki-laki yang rentan dan berisiko akan tertinggal dalam pendidikan mereka. (VOA)
Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini