Palangka Raya (Suara Landak) – Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Palangka Raya sukses menggelar Webinar Pendidikan bertema “Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pembelajaran Anak Usia Dini” pada Jumat (22/11/2025). Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom ini menghadirkan Ketua Umum PPIAUD Indonesia sekaligus Dosen IAIN Pontianak, Dr. Nur Hamzah, M.Pd, sebagai narasumber utama.
Webinar.SUARALANDAK/SK
Dalam pemaparannya, Dr. Nur Hamzah menekankan pentingnya mengintegrasikan pendekatan berbasis ilmu saraf (neuroscience) dengan nilai-nilai spiritual Islam dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak usia dini.
Dr. Nur menjelaskan bahwa pendidikan anak harus berdasar pada perkembangan otak (brain/neuro based). Di awal kehidupan, seorang bayi telah memiliki sekitar 100 miliar sel neuron yang membutuhkan stimulasi agar saling terhubung.
“Tugas orang tua dan pendidik adalah memberikan stimulasi melalui aktivitas seperti mengajak bicara dan bermain. Jika tidak, neuron akan mati permanen,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahaya pola asuh yang salah. Kerusakan otak pada anak kerap terjadi akibat perilaku guru atau orang tua yang sering memarahi, membentak, hingga membully.
“Situasi penuh ancaman membuat bagian otak bernama amigdala menjadi sangat sensitif. Inilah toxic stress yang merusak,” tegasnya.
Selain aspek neurologis, Dr. Nur Hamzah mengulas pentingnya pendidikan berbasis nilai spiritual. Ia memaparkan konsep Prophetic Parenting, yaitu pola pengasuhan yang dipandang sebagai ibadah dan upaya menjaga fitrah manusia.
“Visi parenting Islam tidak berhenti di dunia, tetapi sampai akhirat. Parenting itu investasi jangka panjang, bukan proses instan,” ujarnya.
Untuk membentuk generasi berkarakter dan beriman, Dr. Nur mengajak pendidik dan orang tua meneladani metode pendidikan Nabi Muhammad SAW. Di antaranya: Tenang dan tidak terburu-buru. Lembut serta menjauh dari amarah. Penuh kasih sayang dan toleransi
Ia menambahkan bahwa metode konkret mendidik meliputi pemberian kisah-kisah edukatif, berdialog langsung menyentuh inti persoalan, serta memberi keteladanan sebelum teori.
“Menjadi pendidik dan pengasuh berarti sedang menjalankan empat sifat kenabian: Amanah, Fathanah, Tabligh, dan Siddiq,” tutupnya.
Webinar yang dipandu oleh Dosen Pengampu, Muzakki, M.Pd, berlangsung interaktif dan disambut antusias para peserta yang ingin memperdalam ilmu pengasuhan berbasis Islam maupun neurosains.[SK]