|

Streaming Radio Suara Landak

Dua Sekolah di Pontianak Tolak Program MBG, Disdik: Sudah Punya Layanan Katering Sendiri

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, Saat Meninjau Dapur Penyedia MBG di Kawasan Jalan Dr Wahidin Beberapa Waktu Lalu. SUARALANDAK/SK
Pontianak (Suara Landak) – Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Sri Sujiarti, menegaskan bahwa terdapat dua sekolah yang memilih tidak ikut serta dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pontianak. Kedua sekolah tersebut adalah Al Mumtaz dan Bina Mulia.

Menurut Sri, penolakan itu bukan berarti tidak mendukung program pemerintah, melainkan karena kedua sekolah tersebut sejak awal sudah memiliki sistem layanan katering sendiri untuk para siswanya.

“Ada dua sekolah, Al Mumtaz dan Bina Mulia karena mereka sudah katering. Sebelum MBG pun mereka sudah ada makanan untuk siswa yang disediakan. Mereka menolak bukan karena tidak mau mengikuti program,” jelas Sri, baru-baru ini.

Sri menambahkan, perbedaan sistem yang telah berjalan di sekolah tertentu membuat program MBG tidak bisa serta-merta diterapkan secara seragam.

“Kalau mereka yang sudah berjalan katering, mereka tetap jalan dengan sistem yang ada. Asupan makanan untuk siswa sudah disediakan,” ujarnya.

Ia memastikan, prosedur resmi tetap diberlakukan bagi sekolah yang memilih tidak ikut serta dalam program MBG.

“Mereka sudah melalui prosedur. Kalau menolak, harus buat pernyataan resmi,” tegasnya.

Hingga saat ini, dari total rencana 51 dapur penyedia MBG di Kota Pontianak, sudah ada 44 dapur yang beroperasi, atau lebih dari 80 persen sekolah telah menerima dan menjalankan program tersebut. Selain sekolah, penerima manfaat MBG juga mencakup pesantren, ibu hamil, dan balita.

Menanggapi adanya sebagian sekolah yang menolak, Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menyebut hal tersebut wajar dan tidak menjadi masalah.

“Kalau ada yang menolak dengan membuat pernyataan, mungkin mereka mau melihat situasi dan kondisi. Itu tidak menjadi hal yang buruk, tergantung mereka. Kalau para muridnya semua dari keluarga mampu, tidak masalah menolak. Kita bisa lebih memberdayakan sekolah yang memang membutuhkan,” pungkasnya.[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini