Pontianak (Suara Landak) – Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, akhirnya angkat bicara terkait penggeledahan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah pribadinya di Jalan Pangeran Natakusuma Gang Erlangga, Pontianak, pada Kamis (25/9/2025).
Gubernur Kalbar, Ria Norsan memberikan penjelasan terkait pemeriksaan KPK yang dilakukan dirumah Pribadinya.SUARALANDAK/SK
Norsan membenarkan bahwa pemeriksaan tersebut berkaitan dengan kasus proyek peningkatan jalan di Kabupaten Mempawah pada tahun 2015, saat dirinya masih menjabat sebagai Bupati Mempawah.
“Kalau soal pemeriksaan kemarin itu dilakukan oleh KPK, dan sehari sebelumnya juga sudah di rumah dinas. Tidak ada yang didapat pada saat pemeriksaan itu, bahkan terkait video yang beredar bahwa ada koper yang dibawa itu adalah koper kosong,” ungkap Norsan, Jumat (26/9/2025).
Ia menjelaskan, dari hasil penggeledahan, KPK tidak menemukan berkas yang berkaitan dengan dugaan korupsi proyek jalan tersebut. Satu-satunya barang yang dibawa penyidik hanyalah rekaman CCTV dari rumah dinas.
“Kalau untuk penggeledahan di rumah pribadi saya itu tidak ada hasilnya. Tapi setahu saya di rumah dinas memang ada yang diambil, yaitu rekaman CCTV, tidak ada dokumen terkait kasus 2015 itu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Norsan menyampaikan bahwa dirinya sudah beberapa kali dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus tersebut. Bahkan, kasus ini sempat berhenti pada 2018, sebelum kembali dibuka dengan keluarnya surat perintah penyidikan (sprindik) pada 2025.
“Kasus ini sebenarnya sudah lama. Tahun 2018 sempat terhenti, saya juga sudah pernah diperiksa beberapa kali sebagai saksi. Tahun ini sprindik baru keluar, dan saya sudah diperiksa dua kali. Status saya sampai sekarang masih sebagai saksi,” tegasnya.
Hingga kini, diketahui sudah ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek peningkatan jalan Kabupaten Mempawah tahun 2015. Sementara itu, Gubernur Kalbar Ria Norsan menegaskan bahwa dirinya masih berstatus sebagai saksi.[SK]
