Pontianak (Suara Landak) – Memasuki 100 hari masa kerja Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono bersama Wakil Wali Kota Bahasan, Pemerintah Kota Pontianak terus menggencarkan program normalisasi parit dan saluran air. Program ini menjadi langkah strategis untuk mengatasi persoalan genangan yang masih menjadi pekerjaan rumah serius, terutama saat musim hujan dan air pasang.
Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan.SUARALANDAK/SK
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, dalam pidato jawaban atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kota Pontianak terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pontianak 2025–2029 pada Jumat (9/5/2025).
“Kami masih sangat giat dan fokus pada program 100 hari kerja, khususnya dalam kegiatan bersih-bersih sungai. Persoalan drainase di Kota Pontianak memang masih menjadi tantangan besar,” ujar Bahasan.
Ia menegaskan bahwa pemulihan fungsi asli saluran air menjadi kunci utama dalam penanganan banjir dan genangan di wilayah perkotaan.
“Fungsi selokan harus kembali menjadi selokan, parit sebagai parit, dan sungai sebagai sungai. Banyak masyarakat yang secara tidak sadar menutup saluran air demi merapikan halaman rumah, dan ini justru menjadi penyebab utama air tidak bisa mengalir saat hujan deras atau air pasang,” jelasnya.
Untuk mempercepat program normalisasi, Pemerintah Kota Pontianak telah mulai mengerahkan alat berat seperti ekskavator ke sejumlah titik yang memungkinkan dilakukan pengerukan.
“Kita optimalkan penggunaan ekskavator, terutama untuk membersihkan parit-parit primer di ruas jalan yang bisa diakses alat berat,” lanjutnya.
Upaya ini juga mencakup penyambungan sistem drainase dari tingkat tersier, sekunder, hingga ke saluran primer agar distribusi air berjalan efektif.
“Jika seluruh jaringan drainase ini terintegrasi dan mengalir dengan baik, genangan air tidak akan bertahan lama, dan aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan normal meski hujan turun,” pungkas Bahasan.[SK]
