
Wadan Yonif TP882/Hulubalang, Kapten Inf Freddy Prantino saat menjelaskan kronologis kejadian ditemukanya jasad anggota berinisial RT.SUARALANDAK
Kubu Raya (Suara Landak) – Peristiwa penemuan jasad seorang anggota TNI berinisial RT, yang tengah menjalani masa pendidikan di satuan Yonif TP882/Hulubalang, Desa Tembang Kacang, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menyita perhatian publik dalam beberapa hari terakhir.
Menanggapi berbagai pertanyaan dan isu yang berkembang di masyarakat, Wakil Komandan Yonif TP882/Hulubalang, Kapten Inf Freddy Prantino, memaparkan kronologi awal penemuan jasad almarhum kepada awak media.
Kapten Freddy menjelaskan, peristiwa tersebut pertama kali diketahui pada Jumat (12/12/2025), setelah dirinya menerima laporan dari perwira jaga terkait ditemukannya salah satu anggota Yonif TP882/Hulubalang dalam kondisi tidak bernyawa.
“Pada saat itu saya menerima laporan dari perwira jaga bahwa telah ditemukannya salah satu anggota kita yang meninggal dunia dalam posisi tergantung di kamar mandi,” ujar Kapten Freddy saat memberikan keterangan di Makodam XII/Tanjungpura, Rabu (17/12/2025).
Setelah menerima laporan tersebut, Kapten Freddy bersama Komandan Yonif TP882/Hulubalang langsung menuju lokasi untuk memastikan kondisi di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Di lokasi kejadian, kami melihat langsung bahwa posisi jasad almarhum terdapat tali di leher. Pada saat itu kami segera mengambil langkah cepat dengan melaporkan kejadian tersebut kepada atasan,” jelasnya.
Ia menambahkan, setelah laporan disampaikan, pihak pengamanan internal TNI langsung bergerak. Polisi Militer (PM) bersama dokter dari Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada, Kesdam XII/Tanjungpura, segera melakukan evakuasi dan penanganan lebih lanjut terhadap jasad almarhum.
“Pihak PM dan tim medis dari Rumkit Kartika Husada langsung mengevakuasi jenazah untuk dilakukan penanganan sesuai prosedur,” terangnya.
Kapten Freddy juga menegaskan bahwa Yonif TP882/Hulubalang merupakan satuan yang dihuni oleh 114 Bintara dan 507 Tamtama, dan almarhum RT merupakan salah satu personel berpangkat Bintara.
“Perlu saya sampaikan bahwa di satuan kami ini terdiri dari Bintara dan Tamtama. Almarhum RT adalah salah satu Bintara. Jadi terkait isu-isu yang beredar mengenai adanya kekerasan, saya rasa hal tersebut tidak mungkin terjadi,” pungkasnya.
Hingga saat ini, pihak TNI masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dari pihak berwenang guna memastikan penyebab pasti meninggalnya almarhum serta menepis berbagai spekulasi yang berkembang di tengah masyarakat.[SK]