|

Streaming Radio Suara Landak

ABK Asal Sambas Meninggal Dunia di Atas Kapal Saat Lego Jangkar di Laut Subi

Seorang Anak Buah Kapal (ABK) KM. WIRANGGA asal Sambas meninggal dunia saat kapal lego jangkar di perairan Laut Subi, Kepulauan Riau. Hasil visum memastikan tidak ada tanda kekerasan, dan korban diduga meninggal akibat sakit yang dideritanya.SUARALANDAK/SK
Sambas (Suara Landak) – Seorang Anak Buah Kapal (ABK) KM WIRANGGA bernama Mulyadi (49), warga Dusun Damai, Desa Parit Baru, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, meninggal dunia saat kapal tengah lego jangkar di perairan Laut Subi, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (25/10/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kapolres Sambas AKBP Wahyu Jati Wibowo melalui Kasi Humas Polres Sambas, AKP Sadoko, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pihak Satpolairud Polres Sambas menerima laporan dari Nahkoda KM WIRANGGA pada Minggu (26/10/2025) sekitar pukul 13.00 WIB terkait meninggalnya salah satu ABK di atas kapal.

“Mendapat laporan tersebut, personel Satpolairud segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap korban,” jelas AKP Sadoko, Senin (27/10/2025).

Berdasarkan keterangan saksi bernama Marlan, peristiwa itu bermula ketika ia hendak menunaikan ibadah salat Asar. Saat turun ke ruang bawah kapal untuk berwudhu, ia mendapati Mulyadi dalam kondisi tidak berdaya sambil mengeluh sakit pada bagian dada.

Rekan-rekannya kemudian memindahkan korban ke ruang bawah kapal pada sisi kiri lambung untuk beristirahat. Namun sekitar 20 menit kemudian, napas korban mulai tidak teratur dan sudah tidak lagi merespons saat dipanggil. Setelah dilakukan pemeriksaan mandiri oleh rekan kerja, korban dinyatakan meninggal dunia.

“Kejadian tersebut dilaporkan kepada Nahkoda yang langsung berkoordinasi dengan Satpolairud Polres Sambas untuk proses evakuasi ke RSUD Pemangkat,” ujarnya.

AKP Sadoko menerangkan hasil visum dari dokter RSUD Pemangkat menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Penyebab kematian diduga akibat penyakit yang dideritanya.

“Dari keterangan keluarga, korban sering mengeluhkan sakit pinggang dan mengidap maag. Pihak keluarga juga telah menerima dengan ikhlas dan menolak dilakukan otopsi,” tambahnya.

Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan serta mengimbau seluruh pekerja sektor pelayaran untuk memperhatikan kondisi kesehatan saat bekerja di laut.

“Keselamatan dan kesehatan harus menjadi prioritas utama agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkas AKP Sadoko.

Apabila ingin, saya bisa bantu siapkan foto ilustrasi legal bebas hak cipta atau tambahkan kutipan tambahan agar semakin bernyawa dan eksklusif.[SK] 

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini