Pontianak (Suara Landak) — Sebuah inisiatif inspiratif lahir di Pouring Coffee & Roastery, Jalan Gusti Hamzah, Pontianak. Lima anak binaan terbaik dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Sungai Raya, Kubu Raya, mendapat kesempatan menjadi barista setelah mengikuti pelatihan intensif yang digelar sejak 10 Juni 2025. Program ini diinisiasi oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kalbar dan mencapai puncaknya pada Jumat (13/06/2025) dengan kegiatan expo hasil pelatihan.Owner Pouring Coffee & Roastery, Wahyu Ochiano.SUARALANDAK/SK
Owner Pouring Coffee & Roastery, Wahyu Ochiano, menjelaskan bahwa pelatihan berlangsung selama empat hari dengan materi dasar tentang dunia kopi, mulai dari pengenalan jenis kopi hingga praktik penggunaan alat dan mesin kopi.
“Mereka sudah bisa menyajikan kopi langsung kepada customer. Ini hari keempat, mereka sudah expo, dan kami cukup terkejut dengan kemampuan mereka menyerap pelatihan,” ujar Wahyu.
Kelima peserta terbaik ini disaring dari total 21 anak binaan yang mengikuti pelatihan. Wahyu mengaku takjub dengan semangat belajar dan kemampuan adaptasi mereka yang tinggi.
“Awalnya kami belum tahu kemampuan mereka, tapi ternyata mereka punya keinginan kuat untuk belajar dan berkembang. Mereka cepat paham, cepat adaptasi,” katanya.
Wahyu berharap keterampilan ini menjadi bekal berharga bagi para peserta setelah mereka bebas menjalani masa pembinaan. Ia juga menekankan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan peluang nyata untuk membentuk masa depan yang lebih baik.
“Kami ingin mereka punya skill di bidang barista. Dunia kopi berkembang pesat, dan mereka sudah punya bekal, bahkan sertifikat pelatihan yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan nantinya,” tuturnya.
Sebagai bentuk dukungan lanjutan, Wahyu juga telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pemilik kedai kopi di Pontianak untuk membuka peluang kerja bagi anak-anak binaan ini setelah mereka bebas.
“Kami sudah koordinasi dengan beberapa owner coffeeshop. Jadi ketika mereka selesai menjalani masa pidananya, peluang kerja sudah terbuka,” tutup Wahyu.
Inisiatif ini bukan hanya membekali anak-anak binaan dengan keterampilan, tetapi juga membuka pintu harapan dan masa depan yang lebih cerah melalui dunia kopi.[SK]