|

Streaming Radio Suara Landak

Kejar Target, Strategi Vaksinasi Daerah Diubah

Pemerintah pusat melipatgandakan target vaksinasi setiap kabupaten untuk mengejar penuntasan program pada Oktober 2021. Foto: Courtesy/Humas Pemda DIY)

Yogyakarta
(Suara Landak) - Selama tujuh bulan pelaksanaan vaksinasi, baru 16 persen warga Yogyakarta yang menerima vaksin dua dosis, dan 43 persen menerima satu dosis saja. Di sisi lain, pemerintah pusat meminta proses vaksinasi bisa diselesaikan total pada Oktober. Target yang mungkin sangat berat untuk dicapai.

Dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada 6 Agustus 2021 lalu, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta daerah menggenjot target vaksinasi harian. Presiden Jokowi, kata Luhut, telah memerintahkan setidaknya 70 juta warga menerima vaksin setiap bulan pada Agustus hingga Oktober. Untuk mencapai target itu, di Jawa dan Bali, setiap hari hampir 2,3 juta orang harus divaksin.

Angka itu bukan capaian yang mudah. Target nasional hanya bisa dicapai jika daerah turut menggenjot upayanya. Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta misalnya, tempat Luhut berkunjung akhir pekan lalu itu, harus mencatatkan jumlah vaksinasi berlipat.

“Jadi nanti Bupati (Sleman-red) targetnya dinaikkan empat kali. Dari sekarang 2.700 kita mau sampai bisa sampai 15 ribu perhari,”ujar Luhut.

Yogyakarta Ubah Pola Vaksinasi

Untuk menjawab target pemerintah pusat, sejumlah daerah harus mengubah strategi program vaksinasi. Di Yogyakarta, hingga saat ini baru 43 persen dari 2,8 juta target penerima vaksin menerima suntikan pertama. Penerima suntikan kedua bahkan masih sangat kecil, yaitu hanya 16 persen.

Dengan target 100 persen tercapai pada Oktober, Yogyakarta pekan ini membuat Satgas Penanganan Vaksinasi. Upaya koordinasi dengan kabupaten dan kota juga dilakukan, dengan mendistribusikan vaksin secara langsung ke kelompok warga terkecil.

Dengan target 100 persen tercapai pada Oktober, Yogyakarta pekan ini membuat Satgas Penanganan Vaksinasi. Upaya koordinasi dengan kabupaten dan kota juga dilakukan, dengan mendistribusikan vaksin secara langsung ke kelompok warga terkecil.

“Kami ingin mengurangi kondisi yang kurang bagus, yaitu masih tingginya kematian. Biarpun yang sembuh juga lebih besar, tetapi tetap persentasenya yang meninggal, kita ingin menurunkan itu,”

Yogyakarta, sebagai wilayah kecil mencatatkan angka kematian cukup tinggi pada Juli lalu, yaitu mencapai 1.842 orang meninggal. Sedangkan hingga 9 Agustus, tercatat sudah ada 557 kematian. Jumlah kasus aktif tercatat lebih dari 33.500 orang, dan jika dihitung per 100 ribu penduduk, kasus di Yogyakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia. Ada satu kasus untuk setiap sekitar 113 warga. Data nasional akhir Juli 2021 menyebutkan, jumlah pasien COVID-19 di Yogyakarta yang dirawat di rumah sakit adalah yang terendah di Indonesia, yaitu hanya 6,1 persen.

Jateng Terapkan Strategi Serupa

Tidak jauh berbeda, hingga saat ini program vaksinasi di Jawa Tengah juga belum mencapai 20 persen dari target. Dari jumlah penduduk 36,5 juga jiwa, Jawa Tengah menetapkan target 28 juta warga menerima vaksinasi. Namun, baru sekitar 5,4 juta warga menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 3 juta warga menerima dua dosis. Artinya, masih kurang dari 10 persen warga Jawa Tengah memperoleh vaksin lengkap.

Provinsi ini juga menyiapkan seluruh fasilitas kesehatan, termasuk kantor desa dan kelurahan sebagai tempat vaksinasi. Komunikasi juga dijalin dengan TNI/Polri agar kantor-kantor Koramil atau Polsek dapat digunakan sebagai lokasi vaksin.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan data menyebut sementara ini angka kematian banyak terjadi di kelompok Lansia, penderita penyakit penyerta dan mereka yang belum divaksin. Karena itu, prioritas vaksin sementara ini akan menyasar mereka.

“Sebenarnya angkanya ini agak terkonfimasi, pertama Lansia, kedua komorbid, ketiga belum divaksin. Makanya tadi kita ubah cara vaksinasi di Jateng, cari daerah yang penduduknya banyak, Lansianya banyak, komorbidnya banyak. Itu yang diprioritaskan dulu,” kata Ganjar.

Pada Juli 2021, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah kematian tertinggi di Indonesia, dengan 6.012 pasien COVID-19 meninggal.

Untuk mempercepat vaksinasi, Jawa Tengah menerapkan strategi sasaran vaksinasi. Tenaga kesehatan dalam koordinasi pemerintah daerah akan fokus pada vaksinasi bagi Lansia, penderita penyakit penyerta, ibu hamil dan difabel. Sementara pihak TNI/Polri berkonsentrasi pada masyarakat umum.

“Sehingga lebih enak pembagiannya. Biar tidak berebut pada ceruk yang sama,” tambah Ganjar.

Seperti juga Yogyakarta, Jawa Tengah juga menetapkan pusat-pusat vaksinasi dalam skala kecil, sehingga mudah diakses masyarakat.

Karena menyadari jumlah penerima vaksin masih sangat kecil, Ganjar belum akan menjadikan kartu vaksin sebagai syarat untuk layanan atau kegiatan tertentu, seperti pusat keramaian dan tempat pariwisata, di Jawa Tengah. Dia menilai langkah itu tidak adil mengingat mayoritas belum menerima vaksin, karena memang kemampuan pemberian suntikan yang masih rendah. 

Sumber : VOA

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini