|

Streaming Radio Suara Landak

Perempuan Kulit Hitam Dobrak Sejumlah Rintangan

Presiden sementara Republik Afrika Tengah Catherine Samba-Panza memberikan konferensi pers mengenai dana perwalian Bekou EU untuk Republik Afrika Tengah, di Brussel, pada 26 Mei 2015. (Foto: AFP/Emmanuel Dunand)

Suara Landak
- Dilansir dari VOA, ini merupakan tahun bersejarah bagi perempuan kulit hitam.

Wakil Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan menjadi perempuan presiden pertama negara Afrika itu pada 19 Maret 2021. Berdasarkan konstitusi, ia menjadi presiden setelah kematian mendadak John Magufuli, pemimpin yang masa jabatan keduanya akan berakhir 2025.

Beberapa warga mengaku optimistis, misalnya Modester Handomba yang tinggal di Dar es Salaam.

“Saya merasa sangat senang memiliki perempuan presiden sekarang. Ia akan mendukung dan memberdayakan kami dalam beberapa bisnis, terutama pelaku usaha, supaya kami bisa berkembang," katanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perempuan Afrika lainnya berhasil meraih posisi teratas.

“Hingga kini, Afrika mempunyai 22 perempuan kepala negara atau pemerintahan, termasuk presiden atau perdana menteri, baik sebagai penjabat sementara atau sepenuhnya terpilih yang berasal dari 15 negara Afrika," kata Mohamed Saliou Camara dari Departemen Kajian Afrika pada Howard University.

Di antara mereka terdapat Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, Joyce Banda dari Malawi, Sahle-Work Zewde dari Ethiopia, Catherine Samba Panza dari Republik Afrika Tengah. Senegal memiliki dua perempuan perdana menteri dan beberapa negara Afrika lainnya mempunyai perempuan wakil presiden, mencakup Gambia, Zambia dan Tanzania.

Juga turut membuat sejarah pada tahun 2021 adalah seorang ekonom sekaligus mantan menteri pemerintahan Nigeria, Ngozi Okonjo-Iweala.

Pada 1 Maret lalu ia menjadi perempuan pertama dan warga Afrika pertama yang memegang posisi direktur jenderal di Organisasi Perdagangan Dunia tersebut.

Okonjo-Iweala mengemukakan bahwa ia merasa rendah hati sekaligus bangga atas perannya dalam membuat sejarah itu dan berencana menunjukkan sejumlah hasil.

“Saya ingin memastikan bahwa orang-orang mengingat Afrika sebagai benua yang menghasilkan pemimpin pertama WTO yang membuat perbedaan," katanya.

Juga dari Nigeria, Nkoyo Toyo, mantan anggota parlemen dan mantan duta besar untuk Ethiopia dan Uni Afrika, mengatakan peran Okonjo-Iweala sebagai pemimpin WTO memberi pernyataan yang kuat.

Pada awal 2021, momen bersejarah lainnya terjadi di Amerika Serikat.

Pada Januari lalu, Wakil Presiden Kamala Harris menjadi warga Amerika keturunan Afrika pertama dan perempuan pertama yang memegang jabatan tertinggi kedua di AS.

Kamala kuliah di Howard University, Washington DC di mana Mohamed Saliou Camara memimpin Departemen Kajian Afrika.

“Amerika akhirnya mencapai level ini di mana Wakil Presiden AS adalah perempuan kulit hitam. Seorang perempuan kulit hitam yang juga telah membuktikan bahwa dirinya bisa sampai pada posisi itu bukan hanya karena dia berkulit hitam, bukan hanya karena dia seorang perempuan. Saya tidak bermaksud merendahkan, tetapi ia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahapan kandidat yang baik. Dia berhak dan layak dipilih sebagai pasangan calon dari Partai Demokrat," kata Mohamed Saliou Camara.

Kamala Harris adalah putri dari seorang ibu dari India dan ayah dari Jamaika.

Akan tetapi Camara mengatakan tantangan tetap ada karena beberapa negara menunjuk perempuan untuk posisi teratas yang memiliki pengaruh, namun tidak mempunyai kewenangan yang nyata.

Sumber : VOA

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini