|

Streaming Radio Suara Landak

Polisi: Korban Pedofil Bule Prancis Sulit Diidentifikasi

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkap kasus eksploitasi secara ekonomi dan atau seksual (child sex groomer) terhadap 305 anak di bawah umur yang dilakukan seorang warga negara Perancis bernama Francois Abello Camille alias FAC (65). (Suara.com/M. Yasir)

Jakarta (Suara Landak) - Seorang WNA asal Prancis bernama Francois Abello Camille (FAC) alias Frans (65) ditangkap Polda Metro Jaya atas kasus pencabulan anak.

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menemukan sebanyak 305 video porno dengan pemeran anak.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyampaikan, pihaknya kesulitian untuk mengidentifikasi para korban. Sebab, kebanyakan korban tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP).

"Jadi sulit mencari identitasnya. Makanya kami pelan-pelan," kata Yusri kepada wartawan, Sabtu (11/7/2020).

Yusri mengungkapkan, sang bule ogah membeberkan identitas para korbannya. Saat pemeriksaan, Francois disebut tidak kooperatif.

"Tersangkanya kurang koperatif dalam menyampaikan apa pun karena dia mengakunya bergerak sendiri," sambungnya.

Hingga kekinian, polisi belum membeberkan apakah ada WNA yang turut menjadi korban. Yusri menyebut, pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

"Ada korbannya yang anak jalanan, ada juga dia nyari di mal. Jadi kalau dibilang enggak punya kerjaan kan kita enggak tahu identitasnya, masih kita dalami sekarang," beber Yusri.

Sebelumnya,  kasus pencabulan FAC terhadap 305 anak di bawah umur berawal atas adanya informasi masyarakat yang kerap melihat adanya seorang WNA menawarkan pemotretan terhadap anak-anak di Hotel Prinsen Park, Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat.

Dari laporan tersebut, polisi pun melakukan penyelidikan dan menangkap basah FAC tengah berada di dalam kamar hotel bersama dua anak perempuan di bawah umur dengan kondisi telanjang.

Saat melakukan penangkapan, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti.

Di antaranya 21 kostum yang dipakai korban untuk pemotretan dan pembuatan video cabul, enam kamera, satu laptop, enam memory card, 20 kondom, dan dua alat bantu seks atau vibrator.

Atas perbuatannya, FAC dipersangkakan lima pasal berlapis terkait Perlindungan Anak. Dia terancam hukuman maksimal mati dan dapat dikenakan tindakan kebiri kimia.

Sumber (suara.com)
Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini