BUPATI LANDAK KAROLIN SAAT MENJENGUK PASIEN BPENDERITA SAKIT KULIT |
Selain membesuk, Karol juga memberikan bantuan sejumlah uang kepada orang tua Felisa, yang tidak lain adalah warganya yang berasal dari Dusun Entobo, Desa Permit, Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak.
Kabar penyakit yang diderita Felisa, anak perempuan pertama dari pasangan suami istri, Ebennius dan Juli ini memang tengah viral di media sosial (medsos). Pasalnya, penyakit dengan kulit berwarna merah lagi mengelupas hampir di sekujur tubuh, merupakan penyakit yang jarang dijumpai.
Saat ditemui usai membesuk, Karol menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat yang telah mengabarkan kondisi Felisa melalui medsos.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada netizen yang sudah membantu kami mengetahui kondisi masyarakat kami," ujarnya.
Dikatakannya, tidak jarang memang ada warga yang merahasiakan penyakit semacam ini, sehingga sebagai kepala daerah, ia tahu baru bisa mengetahui dari orang lain.
"Karena kadang-kadang hal seperti ini kan disembunyikan oleh pihak keluarga," terangnya.
Di medsos, beberapa netizen menduga penyakit tak biasa yang diderita Felisa adalah penyakit kusta. Namun, Karol yang juga paham di ilmu kedokteran ini pun mengklarifikasi hal tersebut.
"Ini bukan kusta, tetapi merupakan suatu penyakit auto imun. Di mana badannya menolak kulitnya sendiri. Jadi, kulitnya tumbuh terus sehingga tebal, keras, dan mengelupas. Ini merupakan suatu penyakit yang jarang ya, tidak banyak orang," terangnya.
Ia mengatakan, Pemda Landak akan berupaya maksimal membantu penyembuhan penyakit Felisa. Pada kasus seperti itu, terangnya, kemungkinan sembuh 100 persen memang agak sulit dan memerlukan pengobatan seumur hidup.
"Oleh karena itu dia harus masuk dalam data base Pemda yang ditanggung oleh Kabupaten Landak untuk BPJS. Tapi perseolan tidak selesai sampai di situ, karena beliau berasal dari keluarga yang berada di daerah pedalaman, mungkin agak sulit melakukan kontrol. Tapi akan kami upayakan," katanya.
Pemda Landak juga akan mengupayakan agar Felisa dapat dirawat di rumah sakit di Landak.
"Kami akan upayakan komunikasi koordinasi dengan dokter yang merawat di sini. Jika memungkinkan dan keadaan menarik, kemudian pulang ke Landak, mungkin kontrolnya bisa di rumah sakit Landak," terangnya.
Penulis: Tim Liputan
Editor: Kundori