|

Streaming Radio Suara Landak

Konser Musik di Atas Perahu Tandai Pembukaan Habe Fest 2025 di Pontianak

Habe Fest resmi dibuka dengan konser musik diatas perahu yang berlokasi di Sungai Jawi, Pontianak pada Jum’at (23/05/2025).SUARALANDAK/SK
Pontianak (Suara Landak) — Suasana Sungai Jawi berubah menjadi panggung terbuka yang magis pada Jumat (23/05/2025) malam, saat rangkaian Habe Fest 2025 resmi dibuka lewat konser musik unik di atas perahu. Pertunjukan tersebut menghadirkan kolaborasi Balaan Tumaan, Tanjidor Sumber Rezeki (TSR), dan musisi sekaligus Direktur Artistik Habe Fest, Nursalim Yadi.

Dengan alat musik tiup yang dimainkan langsung dari perahu-perahu yang mengapung di tengah sungai, konser ini tak hanya menjadi pertunjukan seni biasa, melainkan sebuah pernyataan kuat tentang pentingnya sungai sebagai identitas, ruang hidup, dan sumber inspirasi budaya Kota Pontianak.

“Ini adalah pembukaan Habe Fest. Kata ‘habe’ berarti sahutan dalam bahasa Dayak Kayan Kapuas Hulu. Karya ini saya maknai sebagai sahutan kolektif dan komunal dari para seniman terhadap sungai, terhadap kota,” ujar Nursalim Yadi kepada awak media.

Nursalim menekankan bahwa Sungai Jawi, meski kerap dipandang sebelah mata, memiliki potensi luar biasa yang perlu dilihat kembali secara lebih dalam dan penuh rasa.

“Kita tahu kondisi sungai ini, tapi justru karena itu kita ingin mengajak masyarakat untuk kembali memandangnya, menghargainya sebagai ruang hidup dan budaya,” jelasnya.

Tidak dibuat dengan format seremonial yang kaku, konser ini diciptakan sebagai karya seni yang hidup, mengalir seperti sungainya sendiri—mengundang masyarakat untuk hadir, mendengarkan, dan merasakan, tanpa harus memahami secara teknis atau simbolis.

“Yang penting mereka hadir dan menikmati. Kita tidak ingin menjelaskan terlalu banyak, cukup rasakan saja. Seni itu bukan untuk dimengerti seluruhnya, tapi untuk diresapi,” tambahnya.

Habe Fest 2025 akan berlangsung hingga 31 Mei, dengan berbagai pertunjukan dan instalasi seni tersebar di sejumlah titik kota seperti Port 99 dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Kalbar. Festival ini menghadirkan semangat baru untuk menjembatani seni, budaya, dan ruang hidup Pontianak melalui pendekatan kreatif dan partisipatif.[SK]

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini