Syamsi: Berbagi Keahlian dan Menciptakan Karya yang Bernilai
Di balik pelatihan ini, terdapat sosok Syamsi (67), seorang pengrajin yang telah menggeluti pembuatan miniatur Tugu Khatulistiwa selama lebih dari 40 tahun. Meski usianya tidak lagi muda, Syamsi tetap semangat untuk menularkan keahliannya kepada generasi muda. Dalam workshop ini, Syamsi mengajarkan para peserta, yang terdiri dari siswa SMK dan anggota komunitas, cara merakit bahan-bahan akrilik menjadi miniatur Tugu Khatulistiwa.
Selama ini, Syamsi telah memproduksi antara 50 hingga 100 miniatur setiap kali menerima pesanan. Dengan menggunakan teknologi laser untuk memotong bahan akrilik, proses pembuatan miniatur kini jauh lebih efisien dan mudah. "Kerajinan ini sebenarnya tidak sulit, dengan perkembangan teknologi sekarang, semuanya jadi lebih mudah. Yang penting adalah ada kemauan dan ketekunan," ujarnya.
Antusiasme Peserta Meningkatkan Keterampilan dan Cinta Kota
Peserta workshop terlihat sangat antusias mengikuti arahan Syamsi. Salah satu peserta, Ibnu, siswa SMK Negeri 6, merasa senang bisa mengikuti pelatihan ini. "Membuat miniatur Tugu Khatulistiwa ini tantangan baru bagi saya. Karena bentuknya kecil, dibutuhkan ketelitian dan kesabaran," ujarnya.
Ibnu dan peserta lainnya berencana untuk mengasah keterampilan yang mereka peroleh, bahkan untuk memproduksi miniatur Tugu Khatulistiwa dan menjadikannya produk yang bisa dipasarkan. Hal ini menunjukkan bahwa selain menumbuhkan kecintaan terhadap kota, workshop ini juga membuka peluang ekonomi bagi para peserta.
Giarti Pancaksani Suwarsaningsih: Menghidupkan Kembali Cinta Terhadap Produk Lokal
Penjabat Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Giarti Pancaksani Suwarsaningsih, yang membuka acara ini, menyampaikan harapannya agar workshop ini menjadi sumber inspirasi bagi para pegiat seni. “Seiring perkembangan zaman, kesadaran generasi muda untuk menjadi bagian dari pelaku kriya lokal semakin berkurang. Ini menjadi kekhawatiran akan hilangnya kecintaan terhadap produk lokal dan budaya kita,” ungkap Giarti.
Giarti berharap, dengan mengundang para ahli sebagai narasumber, workshop ini akan melahirkan kreasi baru dalam pembuatan miniatur Tugu Khatulistiwa yang lebih detail dan sempurna. Ia juga menekankan bahwa hasil pelatihan ini tidak hanya berakhir di workshop saja, melainkan terus berkembang melalui ilmu dan keterampilan yang diperoleh peserta.
Pelatihan yang Berkelanjutan untuk Menjaga Tradisi dan Inovasi Lokal
Sebanyak 30 peserta mengikuti workshop yang digelar selama tiga hari ini. Dengan bimbingan langsung dari pengrajin berpengalaman, diharapkan peserta dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam membuat miniatur kota, yang tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga produk yang dapat bernilai jual. Melalui pelatihan ini, diharapkan ada kebangkitan kecintaan terhadap kriya lokal dan tradisi, serta menciptakan produk-produk baru yang dapat membanggakan Kota Pontianak.
Workshop ini merupakan langkah penting dalam melestarikan budaya lokal dan meningkatkan kreativitas generasi muda dalam berkarya, sekaligus menjadi wadah untuk memperkenalkan dan memasarkan produk kerajinan khas Kota Pontianak.[SK]