Dalam sambutannya, Rita Hastari menggarisbawahi dua program pendidikan nasional yang telah diterapkan di seluruh sekolah di Kalbar: tim pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah serta inklusivitas dan kebhinekaan. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah bagi seluruh siswa.
“Di seluruh Kalbar, kami sudah membentuk tim pencegahan kekerasan di sekolah dan mengoptimalkan program inklusivitas dan kebhinekaan sebagai langkah mendukung visi pendidikan nasional,” ungkap Rita Hastari.
Rita juga menyoroti masalah tingginya angka anak tidak sekolah di Kalimantan Barat, dengan mencatat bahwa sekitar 119 ribu anak masih belum mendapatkan akses pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA. Hal ini menjadi tugas besar yang perlu ditangani bersama oleh seluruh pihak terkait.
"PR kita saat ini adalah mengatasi angka anak tidak sekolah, yang rata-rata mencapai sekitar 1.000 anak per kecamatan di Kalbar. Kepala sekolah perlu memastikan akses pendidikan bagi setiap anak,” jelas Rita.
Sebagai pemimpin sekolah, Rita menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan kondusif agar pembelajaran dapat berjalan efektif, yang akan berdampak positif pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
Selain aspek pendidikan, Rita juga menekankan penguatan nilai-nilai budaya di sekolah, sesuai dengan arahan Presiden untuk menjadikan kebudayaan sebagai ujung tombak pariwisata daerah. “Nilai budaya di sekolah perlu diperkuat, karena budaya kita adalah wajah pariwisata Kalbar,” tambahnya.
Rakor tersebut juga dihadiri oleh Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya pendidikan sebagai kunci kesuksesan hidup. Ia menekankan bahwa pendidikan membuka jalan bagi semua orang, terlepas dari latar belakang ekonomi yang mungkin terbatas.
“Semua kesuksesan itu, pintu masuknya adalah pendidikan. Tidak ada kemustahilan meraih cita-cita, meski dengan keterbatasan ekonomi,” kata Sumastro.
Sumastro juga membagikan beberapa prestasi pengembangan SDM yang telah diraih oleh Pemkot Singkawang, termasuk kerja sama dengan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan rencana kolaborasi dengan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) untuk membina putra daerah.
Sebagai bentuk dukungan pada seni dan budaya, Pemkot Singkawang menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) yang melibatkan pelajar dalam kegiatan UMKM. Tujuan dari acara ini adalah untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa sejak dini.
“Kami mengadakan Pekan Kebudayaan Daerah agar para pelajar dapat mengekspresikan nilai seni dan budaya sekaligus belajar berwirausaha melalui kegiatan UMKM,” tutupnya.
Dengan berlangsungnya rakor ini, diharapkan seluruh kepala sekolah di Kalbar dapat lebih profesional dalam menghadapi tantangan pendidikan serta berperan aktif dalam memajukan kualitas pendidikan dan budaya di provinsi ini. [SK]