Dalam sambutannya, Edi mengajak kaum laki-laki untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan sosial. Selama ini, peran sosial sering kali hanya menjadi tanggung jawab kaum perempuan.
“Di kelurahan dan masyarakat, jangan hanya perempuan yang diberi beban sosial. Camat dan lurah harus memastikan laki-laki juga memiliki sensitivitas dan mau berperan dalam kegiatan sosial,” ujarnya.
Mengatasi Fenomena Individualisme
Edi menyoroti gaya hidup individualis yang semakin marak di masyarakat Indonesia, yang menurutnya meniru pola hidup kebarat-baratan. Fenomena ini, kata dia, membuat masyarakat kurang peduli terhadap permasalahan orang lain selama tidak menyangkut diri mereka sendiri.
“Ini tantangan baru bagi kita. Bagaimana kita bisa menularkan sifat empati dan jiwa sosial kepada seluruh masyarakat,” tegas Edi.
Ia percaya bahwa meningkatnya sensitivitas individu terhadap nilai-nilai sosial dapat menjadi kunci penyelesaian berbagai masalah, mulai dari menurunnya angka kejahatan hingga peningkatan ekonomi.
Kolaborasi untuk Pembangunan Inklusif
Edi menekankan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan pembangunan Kota Pontianak yang inklusif. Ia juga berpesan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak untuk terus menjalin kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat.
“Mudah-mudahan, melalui kegiatan ini, kita bisa menggali ide-ide kreatif dan menyusun langkah strategis yang memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan Kota Pontianak,” kata Edi.
Upaya Dinas Sosial untuk Peningkatan Pelayanan
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta tentang peran dan fungsi masing-masing pilar sosial. Pihaknya juga berencana merumuskan langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan sosial yang lebih efektif di Pontianak.
Acara ini diikuti oleh 158 pilar sosial, terdiri dari:
- Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK): 6 orang
- Fasilitator: 35 orang
- Pusat Kesejahteraan Sosial (Pukesos): 19 orang
- Perwakilan Tagana: 20 orang
- Pendamping SDM PKH: 50 orang
- Pendamping Rehabilitasi Sosial: 28 orang
Melalui program ini, diharapkan Pontianak dapat memperkuat fondasi sosialnya, menghadirkan solusi atas permasalahan yang ada, serta menjadi kota yang lebih harmonis dan inklusif bagi seluruh warganya. [SK]