PESERTA RAKOR KETAHANAN PANGAN |
Rakor tersebut dibuka Bupati Landak yang diwakili Pj. Sekda Alpius, diikuti para camat dan Kepala Desa se Landak, Diikuti juga pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Landak, pengurus dewan ketahanan pangan Landak dan peserta lainnya.
Hadir sebagai narasumber dari rakor itu, Bappeda Landak, Dinas Kesehatan Landak, Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (PPKP) Landak dan narasumber lainnya.
Dalam arahannya, Alpius mengatakan, masalah pangan merupakan hal yang prioritas untuk ditangani.
"Oleh karena itu dibentuklah dewan ketahanan pangan pada berbagai tingkatan pemerintah yang melibatkan berbagai stakeholder, baik pemerintah maupun swasta dan masyarakat," ujar Alpius.
Ia menganggap, rakor yang digelar itu memiliki arti yang sangat penting. Hal itu mengingat pada saat ini banyak negara sedang dihadapkan pada krisis pangan.
"Hal inipun ditandai dengan naiknya harga pangan di pasaran dunia yang diikuti naiknya secara signifikan, termasuk di Kalbar, khususnya di Landak. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ketahanan pangan kita, " ungkapnya.
Ia menambahkan, walaupun secara keseluruhan produksi bahan pangan di Landak, khususnya beras dinyatakan cukup, akan tetapi hal itu tidak serta merta menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat dan seluruh wilayah.
"Tapi harus diingat, saat ini saja banyak masalah yang dihadapi petani untuk meningkatkan produksinya. Berbagai persoalan itu menyebabkan kita semakin khawatir akan meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami rawan pangan, seperti gizi kurang dan gizi buruk, " jelasnya.
Untuk memecahkan persoalan itu, Sekda mengimbau supaya stakeholder supaya melakukan sejumlah langkah.
"Langkah-langkah itu seperti, memantapkan ketersediaan pangan untuk menuju kemandirian pangan, berupaya mengurangi jumlah penduduk pra sejahtera atau miskin dan pengangguran," katanya.
Kemudian lanjutnya, memberikan dorongan kepada masyarakat untuk melakukan diversifikasi makanan dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan tertentu.
"Mengembangkan sistem kewaspadaan pangan pangan dan gizi, melakukan intervensi adanya kasus gizi buruk dan kurang gizi, melakukan penanganan pasca intervensi kesehatan terhadap pasien gizi kurang dan gizi buruk serta sejumlah langkah lainnya, " jelas Alpius.
Adapun tema yang diusung dalam Rakor dewan ketahanan pangan itu, gerakan terpadu pembangunan pangan dan gizi berbasis sumber daya lokal.
Selain itu Pj Sekda juga menyerahkan penghargaan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari Desa Pawis Hilir Kecamatan Jelimpo. KWT Mekar Sari itu memperoleh penghargaan kategori pemanfaatan pekarangan terbaik tingkat nasional tahun 2017.
Penulis: Tim Liputan
Editor: Kundori
Disiarkan: Radio Suara Landak 98fm