Sambas (Suara Landak) – Setelah tujuh hari pencarian intensif, Tim SAR Gabungan Kabupaten Sambas resmi menutup operasi pencarian terhadap dua Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang di perairan Pulau Merundung, Kabupaten Natuna, Minggu (12/1/2025). Hingga pencarian dihentikan, keberadaan kedua korban, Agek dan Nugi Aldi, masih belum diketahui.Petugas Tim SAR Gabungan Kabupaten Sambas saat melakukan pencarian.SUARALANDAK/SK
Koordinator Pos Basarnas Sintete, Zulhijah, menyampaikan bahwa operasi dihentikan karena tidak ada hasil signifikan meski berbagai upaya telah dilakukan. “Walaupun operasi SAR ditutup, kami tetap akan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan keberadaan korban,” ujar Zulhijah.
Insiden ini bermula pada Senin (6/1/2025), ketika kapal nelayan yang berangkat dari Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, menuju Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, mengalami kerusakan mesin di perairan Pulau Merundung. Kapal tersebut mati mesin setelah menempuh jarak sekitar 2 nautical miles (Nm) dari Pulau Merundung.
Dari keterangan salah satu ABK yang selamat, dua rekannya, Agek dan Nugi Aldi, diduga melompat ke laut saat kapal mengalami kebocoran. Kapal Antarega I kemudian berhasil ditarik kembali ke Pulau Merundung dengan bantuan nelayan setempat, namun kedua korban tidak ditemukan.
Tim SAR Gabungan telah bekerja keras selama tujuh hari dengan menyisir pantai Tanjung Api, Kecamatan Paloh, dan memperluas pencarian di sekitar lokasi kejadian. Teknologi seperti Drone Thermal juga digunakan untuk membantu menemukan tanda-tanda keberadaan korban, namun hasilnya nihil.
Zulhijah menyatakan bahwa penutupan operasi ini dilakukan sesuai prosedur setelah tujuh hari tanpa hasil. Namun, pihaknya tetap akan memantau perkembangan dan membuka kembali operasi SAR jika ada informasi baru yang valid.
“Kami turut berduka atas kejadian ini dan memohon maaf kepada pihak keluarga jika ada kekurangan selama proses pencarian. Jika di kemudian hari ada tanda-tanda penemuan, operasi SAR akan kembali dibuka,” tegas Zulhijah.
Kepergian dua ABK ini menjadi duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat. Meskipun operasi resmi ditutup, harapan untuk menemukan mereka tetap hidup di hati semua pihak yang terlibat.[SK]