-->
    |

Streaming Radio Suara Landak

Lakukan Pemutakhiran, BMKG Sebut Gempa Laut Banda Jadi Magnitudo 6,9

Lokasi episenter gempa Laut Banda. [Twitter@BMKG]

Maluku (Suara Landak) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memutakhirkan kekuatan gempa bumi yang terjadi di Laut Banda menjadi magnitudo 6,9 dari sebelumnya magnitudo 7,3. Namun tetap diinformasikan tidak berpotensi tsunami.

"Hari Rabu, 6 Mei 2020, pukul 20.53 WIB wilayah Laut Banda diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,9," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Rabu (6/5/2020) malam.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,95 lintang selatan dan 130,04 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 180 km arah barat laut Kota Saumlaki, Maluku, pada kedalaman 97 km.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Rahmat menyatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault).

Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di Saumlaki dengan intensitas III-IV MMI atau dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di Banda, Dobo, Tual, Sorong, Fak-Fak, Kaimana, Tiakur, dengan intensitas III MMI, yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan truk berlalu, di Merauke.

Untuk wilayah Manokwari, Kupang, Alor , Waingapu dengan intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

BMKG mencatat hingga pukul 21.40 WIB belum terpantau adanya aktivitas gempa bumi susulan.

Rahmat merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Warga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.

Sumber (Suara.com)
Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini